Rindu yang Genap

Rindu itu sejenis tasawuf. Jangan memaksa paham. Ia tiba pada waktunya.
-Rocky Gerung

Dokumen Pribadi

Penghujung tahun 2017 saya melapak buku bacaan anak-anak di suatu tempat sekitaran Jakarta. Dengan niatan menyuntik energi gemar baca buku pada mereka yang rata-rata masih duduk di bangku sekolah dasar.

Setiap Sabtu adalah saat yang paling saya tunggu kala itu. Saya begitu semangat ingin menjumpai mereka; bocah-bocah yang menyambut saya dengan senyum merah muda.

Sebetulnya, saya hanya menumpang dengan LSO binaan salah satu ortom Muhammadiyah yang bergerak di bidang pendidikan. Julukannya Saung Elmu. Lantaran saya hanya sendiri, akhirnya saya berinisiatif menggabungkan diri.

Saung Elmu berlangsung setiap Sabtu sore tepat setelah adzan ashar. Biasanya, kegiatan diawali dengan sembahyang berjamaah. Setelah itu kami akan berdiskusi ringan dengan para bocah perihal pengetahuan yang umumnya dipelajari di sekolah. Terakhir, kami semua akan diarahkan untuk belajar mengaji bersama.

Selepas semua kegiatan terlaksana, para bocah serta-merta akan menyerbu buku-buku yang sudah saya susun. Buku yang tidak banyak memang, tapi cukup untuk saling berbagi.

Sabtu demi Sabtu kami lewati. Saya mulai mengumpulkan buku-buku anak (baru maupun bekas) untuk sama-sama kami baca. Sebelumnya, saya hanya membawa beberapa buku anak milik pribadi, majalah anak jadul, juga beberapa komik. Namun kelamaan, beberapa buku lainnya mulai terkumpul juga.

Saya pun pernah sengaja membuat selebaran yang ditujukan pada beberapa kerabat demi mengumpulkan buku-buku anak tersebut. Meski sangat memakan waktu, tapi saya menikmatinya.

Setelah kurang lebih satu tahun, waktu saya untuk melapak berangsur-angsur menyusut. Yang mulanya sekali per-minggu, lantas selanjutnya malah per-dua minggu. Dan terus begitu hingga akhirnya saya benar-benar berhenti.

Jujur, saya sedih sekali. Saya kehilangan sukacita yang selama ini saya temui. Saya betulan kangen. Bukan main.

Saya sempat beberapa kali ingin kembali. Tapi belakangan, waktu yang nyatanya ada 24 jam terasa begitu singkat. Apalagi jika ada tugas yang belum finish serta waktu istirahat yang kian menipis.

Dan, beberapa waktu lalu, instagram mengingatkan saya tentang kenangan yang telah saya bagikan 2 tahun ke belakang. Tentang melapak buku bacaan anak-anak, di suatu tempat di sekitaran ibu kota. Lalu, rindu yang awalnya sedikit, kini genap menjadi bukit.

Salmafjr,
Jakarta, 02/12/19